Kamis, 26 Juni 2014

Rasa yang tertinggal.

     Hari ini aku baru saja membuka kembali akun media sosialku, setelah berminggu-minggu aku tak menge-cek-nya. Mulai dari facebook, twitter, ask.fm, dan email. Dari semuanya tidak ada yang menarik, itulah sebabnya aku malas untuk membukanya, karena ya pasti hanya begitu-gitu saja. Ketika membukanya aku pun hanya membaca-baca postingan orang. Eh tapi tunggu dulu ada sesuatu yang menarik pada salah satu tweet di akun twitter seorang pria, inti tweetnya tentang kehidupan cinta baru dan dia menginisialkan sebuah nama dengan hashtag pada tweetnya. Dan ada seorang wanita yg membalasnya.. Aku tertarik untuk melihat akun sang wanita. dan....JLEB! aku merasa napasku tertahan, jantungku berdebar, pikiranku mulai berlarian.. aku.. aku terkejut karena menemukan nama pria itu di bio sang wanita yang akhirnya membuatku memutuskan untuk melihat-lihat tweets sang wanita, yaampun aku malah semakin terkejut! dan rasanya...sungguh aku tak mengerti.. setiap kicauan baru dari sang wanita yang aku baca tentang sang pria membuat ku semakin melemah, jantung semakin tak karuan...
     Apakah kalian bingung mengapa aku terkejut? tapi kurasa kalian tau apa penyebanya... ya, karena pria itu adalah mantan pacarku... dan wanita itu adalah -ternyata- memang kekasih barunya.dan aku cemburu, ya, aku cemburu! Tapi aku tak mengerti, mengapa rasa yang ku pikir sudah hilang kini ternyata masih menginginkan aku untuk menyimpannya kembali, mengingatnya kembali. Sungguh aku tak menyangka jika perasaan sayang ini masih sama seperti 4 tahun lalu di bulan yang sama...
     Tapi yang membuatku kecewa adalah kamu -sang pria- tidak konsisten dengan keputusanmu untuk mengikuti saranku yg dulu. Saran untuk tidak menjalin kasih dalam ikatan yang belum halal. Sungguh aku pikir kamu sudah paham akan itu, ternyata pikiran kita berbeda.
     Aku tau dan sadar betul tindakanku ini egois dan sangat kekanak-kanakan, namun setidaknya hal ini sedikit mengurangi rasa tak enak yg mengganjal di hatiku tentang kamu..iyaa, kamu.
     Ya Allah maafkan hambamu ini yang masih saja tergoda dengan cinta yg belum halal. Betapa aku tak bisa menghindarkan rasa ini kembali menggenang, kembali membuat aku memikirkan sosoknya. Bahkan sampai kini aku masih tak percaya dengan apa yang aku lihat. 
     Namun dari semua ini aku berharap dia selalu bahagia dengan pilihannya, dan aku juga berharap semoga rasa ini tak perlu lagi tertinggal disini, di hati ini...



Juni
Juni mengajarkanku berbagai rasa,
bahagia, sedih, kecewa..
Di Juni, aku bahagia. Tak kusangka.
Di Juni, aku terluka. Tak menyangka.
Di Juni, aku kecewa. Ternyata.

Kau subjeknya, Juni. Kau yang utama.
Namun yang paling utama adalah dia,
dia yang membawa 2 rasa pada bulan yang sama di tahun berbeda.

Sungguh, pahit tak bisa menyatu dengan manis.
Mereka hanya bisa berdampingan,
setelah pahit datanglah manis,
setelah sakit datanglah pulih.
Semoga...

Juni, 2014